Jumat, 13 Januari 2012

Manusia Dalam Pandangan Psikologi


Manusia tampaknya tidak pernah berhenti untuk senantiasa terbebas dari rasa cemas, takut, nestapa, menderita tertekan dan menyakitkan serta keinginan yang tidak berhenti untuk pencarian data, metode preventif, kuratif, dan rehabilitative berbagai gangguan, penyakit fisik dan psikis. Penemuan teori-teori freudian, behavioristik, humanistik, trasnpersonal merupakan trend semakin canggihnya paradigma, teori, metode psikologi.  Ditengah – tengah gemuruh modernitas munculnya tradisionalisme, yakni pada saat kecanggihan metoda pengobatan modern berlangsung, muncul pula kepercayaan yang timggi akan pengobatan tradisional sebagai alternative dengan cara yang alami, natural, back to nature(melihat paradigma kuno, back to nature dalam cara pandang tentang manusia yakni agama). Boleh jadi peneman teori Freudian, behavioristik, humanistic, transpersonal merupakan trend semakin canggihnya paradigma, teori, metode psikologi. Demikian halnya kehadiran psikoprofetik sebagai upaya mememnuhi “  kegelisahan intelektual ” mendasarkan kehadirannya kepada citra manusia menurut ajaran agama islam.
Aliran Behavioristik, memandang manusia sepenuhnya adalah netral. Dia hanya merupakan “perekam kreatif”. Ia merekam apa yang terjadi atas dirinya, pengaruh luarlah yang menentukan. Ada yang patut dicatat dalam psikologi behavioritik, hasil pengkondisian dari eksperimen Pavlov, B.F. Skinner. JB. Watson yang terlalu digeneralisasikan pada manusia adalah sesuatu yang harus digugat oleh epistemologi itu sendiri. Cara pandang behavioristik bahwa manusia hampir sejenis sama dengan hewan dalam proses kondistioning, tentu tidak bisa diterima sepenuhnya. Hukum-hukum di dalam behavioristik dapat menjelaskan sebagian dari fenomena perubahan perilaku. Hannah Arendt (1958: 46-49) cukup keras mengkritik. Dia mengatakan bahwa ilmu behavioral telah melemparkan ilmu sosial dan menurunkan derajat manusia secara total sampai hampir sama dengan binatang yang dikondisikan.
Sesungguhnya kecemasan ilmuan muslim terhadap pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan kemanusiaan tidak bermula begitu saja yang mana mengancam harkat martabat manusia. Hal ini diterangkan dalam QS.al – Ruum/30 :41 yaitu “Telah timbul kerusakan di darat dan laut disebabkan perbuatan tangan manusia, Supaya Allah merasakan kepadanya sebagian dari (akibat) perbuatanya agar mereka kembali(ke jalan yang benar).
Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, tentu memlki cara pandang terhadap manusia sebagai objek – material dari objek formalnya. Sehingga memunculkan pertanyaan “Mengapa keyakinan itu muncul?” karena cara pandang mereka terhadap manusia adalah sesuatu yang “Qualititative being” yaitu  realitas yang penampakannya sama dengan benda – benda lainnya. Ilmu kedokteran cukup sulit mempelajari jantung – jantung manusia yang betul – betul sehat dan masih hidup sehingga menggunakan mayat. Dari para penderita disimpulkan manusia terdiri dari : Id(dorongan – dorongan biologis, agresi dan seksualitas yang selalu mengendalikan hidup manusia), Ego(kesadaran relitas kehidupan yang berperan mencari solusi melalui mekanisme pertahanana diri dengan memperhatikan super ego), dan Super Ego(kesadaran normative yang diperoleh melalui hati nurani ataupun norma social). Teori psikologi selalu rentan dengan kelemahan, apalagi bila dilihat dari sudut ajaran agama islam namun perlu dicatat beberapa konsep ajaran agama islam tentang manusia dapat dapat dijelaskan dengan baik oleh psikologi, dalam beberapa hal psikologi dan agama islam dapat sejalan namun seringkali tidak bisa sejalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar